Minggu, 18 Januari 2009

Religion..

Hiiiiiii.. I'm back..

Sebulan terakhir ini kok kerasa maleeeeeeeeees banget buat ngeblog.. Selain rasa males juga karena kosongnya ide. Bener2 kosong gak tau harus tulis apa. Di awal taun ini entah kenapa rasanya blong. Gak ada impian, gak ada tujuan, gak ada arah. Untuk sesaat kayak truk oleng yang setiap saat bisa tabrak bahu jalan. Yah itu sedikit alasan yang dibuat hiperbola karena lama gak ngeblog. Hehe.. Tapi emang bener lagi gak ada ide.

Pada sedikit pengamatan, beberapa dari orang yang kukenal akhir-akhir ini menunjukkan perubahan dalam orientasi spiritualnya. Beberapa dari mereka mengarah ke Atheis dan sebagian mengarah ke Universalism. Untuk Atheis mungkin hampir semua dari kita mengetahui artinya bahwa mereka tidak mengakui adanya Tuhan di alam semesta ini. Biasanya mereka berpegang teguh pada fact bukan faith. Sedangkan Universalism mungkin bisa dibaca di sini.

Mulai timbul berbagai pertanyaan seperti biasa, mengapa mereka bisa berubah orientasi spiritualitasnya? Dulunya mereka juga seorang yang tekun pada agamanya, tapi sekarang bisa berubah. Apakah kekecewaan terhadap komunitas? Atau ketidakmampuan agama dalam menjawab pertanyaan hidupnya? Atau lingkungan yang membentuk pola pikir baru tentang konsep ke-Tuhanan?

Apakah benar agama yang ada tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hidup? Apakah benar keanekaragaman agama tidak membuat dunia lebih baik? Berdasar diskusi singkat dengan beberapa narasumber yang mengacu universalism, tampaknya selama ini pendalaman tentang agamanya tidak dalam sehingga kesimpulan yang dibuat pun tidak dapat dipertanggungjawabkan. Main comot ayat-ayat kitab suci tanpa melihat keseluruhan makna juga membuat melencengnya pengertian akan imannya. Sehingga membuat pengertian yang keliru ditambah pengaruh lingkungan yang mendukung, semakin kuat deh dasar universalism. Kekecewaan atas saudara seiman yang membawa label agama untuk kepentingan pribadi juga dapat menjadi trigger atas munculnya paham-paham universalism. Bahwa seseorang beragama tidak lebih baik daripada seseorang yang tidak beragama. Sebuah penyimpulan yang menurutku keliru, karena bahwa agama mengajarkan kebenaran pada dasarnya. Karena kebaikan itu relatif pada situasi sedangkan kebenaran relatif pada iman.

Untuk temen2 yang lari ke Atheis mungkin terlalu pake logika kali ya. Hehehe..

Tauk ah.. sekalinya post kok ngoceh gak mutu gini..

Nyanyi aja lagunya Lennon ah:

Imagine there's no countries
It isn't hard to do
Nothing to kill or die for
And no religion too
Imagine all the people
Living life in peace

3 komentar:

Anonim mengatakan...

waduh berasa ketendang nih... wakakaka....

Kmaren pas di gereja baru berpikir kalo paham yg aku anut uda mulai bergeser. Hihihi...

Salah satunya akan hal keselamatan.

Aku tidak mempertanyakan JC. Aku masih mengakuinya sebagai juruselamatku. Namun bagaimana dengan orang lain? Orang yang tidak pernah menerima pengajaran Alkitab? Apakah mereka tidak berhak atas keselamatan? Kalau demikian, apakah bukan berarti keselamatan ditentukan dari nasib?

Aku kecewa seringkali kita sebagai orang Kristen menjudge mereka dengan sebutan 'belum/tidak mengenal Tuhan'. Kalau aku boleh bertanya, 'Sudahkah kita juga mengenal Tuhan?'

tintabiru mengatakan...

@Heinz: Ada beberapa doktrin. Salah satunya predestinasi. Yang mengatakan bahwa manusia yang diselamatkan telah ditentukan dari semula. Dan doktrin2 lain...

Anonim mengatakan...

&%&$&^%$*&)__(_^%^$%##@#!@#!#^%*&
baca tulisan berat serasa jadi tambah pusing. mending ikut nyanyi aja...
"you may say..i'm a dreamer..but i'm not the only one..yuhuuu..uu"